Saat ini sebenarnya saya merasa bersyukur. Tanggal 5 Kemarin saya baru saja bertatap muka dengan para personil incubus. Ngobrol bareng, foto-foto, dan memberikan sedikit hadiah dadakan pada teman saya. Kebetulan teman saya ikut bersama saya mewawancarai incubus saat itu.
Diakuinya saat itu dia merasa senang. Ya. Saya senang bila saya bisa melakukan sesuatu yang membuat orang lain senang. Terlebih lagi bila itu di dunia yang saya sukai. Makanya, saya tidak menyesal dengan kenyataan, bahwa untuk mewawancarai incubus kemarin, saya harus memotong jam tidur saya lumayan banyak.
Bayangkan. Saya baru pulang dari kantor sekitar jam setengah 2. Itu juga dengan keadaan di bawah pengaruh alkohol. Walaupun tidak terlalu signifikan, tapi perubahan perilaku cukup terlihat kala itu.
Saya tidur tepat jam setengah 3 pagi. Dan saya harus terbangun di jam setengah 6 pagi. Dimana artinya saya cuma bisa tidur sebanyak 3 jam!
Huff.
Nggak apa apa lah. Hitung-hitung demi mendapat pengalaman baru, yang mungkin cuma jadi pengalaman sekali seumur hidup. Bertemu para personil incubus.
Sekitar jam 8, saya sampai di rumah teman saya, yang bersama saya akan mewawancarai incubus. Tanpa disangka, di waktu sepagi itu, dia udah bisa tampil ceria. Sedangkan saya, tampil “dong!” banget. Kekurangan kafein lah yang saya jadikan kambing hitam pagi itu.
Sialnya tinggal di
Singkat cerita, saya berhasil sampai di kantor jam 10 kurang. Setelahnya, saya harus menunggu sang fotografer, baru berangkat ke hotel mulia. Tempat dimana saya sudah membuat janji dengan panitia, untuk mewawancarai incubus.
Sampai di hotel mulia, ternyata saya masih harus menunggu. Karena menurut itinerary yang dikeluarkan oleh manager incubus, saya akan bertemu mereka di jam 12.50. maka, saya dan teman saya akhirnya meluangkan waktu di lobby hotel mulia, bersama teman-teman lainnya.
Tepat jam 12.50, kami dituntun kesuatu ruangan, yang diketahui belakangan bahwa itu adalah ruang tunggu. Selesai mengisi absen dan perjanjian liputan, saya dan teman saya dipanggil untuk melakukan wawancara.
“giliran selanjutnya, majalah hai, majalah rolling stone, dan
Kalimat yang keluar dari panitia tersebut, langsung menyebabkan adrenaline rush di sekujur tubuh saya. Begitu saya berdiri untuk menuju tempat dimana incubus berada, teman saya yang berada disamping saya langsung menggapit lengan saya. Nervous, katanya. Saya mencoba untuk menenangkannya. Karena rencana saya adalah memberi teman saya tersebut kesempatan untuk bertanya pada para personil incubus. Bukan saya yang akan menanyakan deretan pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya.
Akhirnya, pintu itu terbuka juga.
Siapa sangka kalau DJ Kilmore langsung menyambut kami dengan ramah. Dia yang kebetulan berada di dekat pintu langsung beramah tamah dengan kami. Padahal, ekspektasi saya terhadap mereka adalah, tipikal rockstar yang tengil.
Dugaan tersebut langsung mentah saat
Kami pun langsung mengatur posisi duduk. Dimana teman saya yang akan ngobrol dengan personil incubus, saya anjurkan untuk duduk di tengah-tengah.
Selanjutnya, sesi wawancara mengalir dengan asik. Teman saya dan seorang teman lain dari rolling stone secara bergantian menanyakan pertanyaan. Sesekali mereka memberi kesempatan pada teman dari
Respon dari para personil incubus pun seru. Meskipun saya yakin, dari deretan pertanyaan yang dilontarkan, pasti ada yang sudah pernah ditanyakan oleh orang lain sebelumnya. Tapi mereka selalu menjawab dengan antusiasme tinggi.
15 menit lebih sukses dilewati dengan penuh suka. Selanjutnya, saatnya foto bareng!
Tanpa disangka, perjuangan di sesi ini nggak seberat yang saya kira sebelumnya.
Semua berlangsung dengan mulus. Mulai dari saya yang minta foto bareng, teman saya yang meminta tanda tangan, sampai permintaan khusus saya kepada Brandon boyd. Semua berkat kebaikan para personil incubus. Rockstar paling humble yang pernah saya temui sampai saat ini.
Kami sempat mengalami sedikit kejadian tidak enak saat akan berfoto bersama. Awalnya, teman saya sudah bersiap untuk difoto bareng, tapi fotografer
Nggak Cuma sampai disitu. Teman saya kembali mengalami kejadian saat akan meminta para personil incubus untuk menandatangani kartu ucapan yang sudah dipersiapkan. Security dari java musikindo secara dadakan mengusir teman saya, dan menyuruhnya agar segera keluar dari ruangan. Waktunya sudah habis, alasannya kala itu. Tanpa disangka, jose pasillas, sang drummer, langsung mengambil kartu ucapan yang masih dipegang teman saya, dan berkata,
“it’s okay. I’ll do it quick for you.”
Dan selanjutnya, kartu ucapan tersebut terus berpindah tangan ke personil lainnya.
Terakhir, saya memberanikan diri untuk memberi sedikit hadiah tambahan pada teman saya. Saya berjalan mendekati
Tanpa disangka,
“hey, come here. Your friend told me to give you a big hug.” Ujar Brandon pada teman saya.
Selanjutnya,
Ya ya ya.
It feels so good when you can do something to make other people happy.
Thanks a lot Brandon boyd. Thanks a lot incubus.
Huff. what a day!
5 komentar:
kocak bgt klo org baca post-an lo n post-an gw, hauhuhehahha there's always two sides of every story! X)
Teman mu itu pasti Vinny yaahh???loe juga harus membuat gue senang dg di peluk BJORK! KAPAN TING??!!!-HaLida-
jadi elu mah gua minta tanda tangan di kolor vin, asli
baik amat. hehe. smg dosa berkurang dgn berprilaku baik seperti itu. amin.
iya gue dilupain, bagus ya nyet...
awas aja lo lain kali gue bales.
udah ah, gue mau nabung buat radio dept sekalian beli cdnya..
Posting Komentar