A man is a success,
if he gets up in the morning,
and gets to bed at night,
and in between...
he does what he wants to do.
Bob Dylan.

a bunch of this and that

Agustus 23, 2008

trainspotting character

lagi lihat-lihat blog seorang sahabat, menemukan link yang menggoda untuk dibuka..
semacam kuis-kuis gitu..dibilang seru, nggak juga..
mengutip kata-kata sahabat saya, "remind me to the good ol' days".
ya.


Which Trainspotting Character Are You?

Agustus 20, 2008

3 days with the used




Selebor, berisik, dan asal-asalan. Kesan itulah yang muncul dari para personil The Used di luar panggung.

The Used datang ke Jakarta nggak Cuma untuk konser! Meskipun waktunya nggak banyak, mereka tetap menyempatka
n belanja kerajinan tradisional Indonesia! Mereka juga mengaku terpukau dengan kota Jakarta, dan keramahan penduduknya.
Selama 3 hari The Used berada di Jakarta, saya berkesempatan jadi tour guide merangkap teman ngobrol mereka. Berbagai kegiatan pun dilalui dengan kegilaan. Ini dia catatan perjalanannya.

Selasa, 12 Agustus 2008
Karaokean Lagu Sunda

“Menurut jadwal sih mereka bakalan mendarat sekitar jam 1 siang di bandara Soekarno-Hatta. Makanya kita stand by dari sekarang disini,” ujar Christie Subono dari Java Musikindo (promotor yang mendatangkan The Used ke Jakarta).

Sekitar pukul 11 siang, saya meluncur dari Hotel Mulia ke Bandara Soekarno-Hatta, bareng rombongan Java Musikindo. Di perjalanan, Christie menyodorkan kopian itinerary ke saya. Begitu ngeliat lembar itinerary-nya, jadwal The Used ternyata padat! Mulai dari interview, sampai meet and greet. Dan mereka Cuma bakal ada di Jakarta selama 3 hari!

Nggak pake nunggu terlalu lama di bandara, batang hidung rombongan The Used langsung terlihat. Yang paling ketahuan sih siapa lagi kalo bukan Bert McCracken, sang vokalis. Gimana nggak? Suara berisiknya yang membahana langsung terdengar begitu rombongan memasuki ruang kedatangan. Di belakang Bert berdiri Sean, sang manajer. Yang disusul oleh Quinn Allman (gitar), Jeph Howard (bas), dan Dan Whitesides (drum).

Rombongan langsung nyamperin tim penjemput, di bawah komando Christie. Begitu selesai berkoordinasi, rombongan The Used yang terdiri dari 9 orang ini langsung bergegas ke pintu keluar. Begitu sampai di luar area kedatangan, semua langsung mengeluarkan ponselnya masing-masing. Ternyata, hampir semua rombongan pakai iPhone!

Tiba-tiba terdengar teriakan girang dari Jeph.
“Yes! My cellphone works here!” ujar Jeph meningkahi iPhone-nya yang ternyata bisa bekerja dengan baik di Indonesia.

Sementara Quinn langsung berinisiatif menghampiri deretan money changer yang ada di area terminal 2. Selesai menukar uang, Quinn berbalik badan, dan tersenyum lebar.
“Hey! Saya jadi orang kaya sekarang! Emang berapa sih kurs Dolar terhadap Rupiah?” tanyanya sembari memamerkan uangnya yang berjumlah lebih dari 1 juta.

Begitu saya jawab bahwa kurs 1 dolar adalah 9 ribu rupiah, Quinn langsung bertanya apakah dia bisa membeli mobil disini. Hahaha!

Selesai urusan tukar menukar uang, rombongan personil langsung digiring ke dalam bis yang udah siap menunggu. Begitu sampai di dalam bis, masing-masing personil langsung mengambil posisi. Bert langsung tiduran di kursi deretan paling belakang. Sementara Quinn kembali mengeluarkan pertanyaan aneh,

“Di deket sini ada tempat yang seru nggak? Semacam jungle trip gitu? Atau tempat yang bisa melihat dan menggendong monyet?” Tanya Quinn.

Terang aja saya Cuma bisa melongok sambil menggelengkan kepala. Ada-ada aja sih!
Lain lagi dengan Dan. Begitu dia melihat ada tv layar kecil dan microphone di dalam bis, dia langsung pengen karaokean. Ide ini disambut antusias oleh Jeph dan Quinn. Saya langsung minta supir bis untuk nyalain tv dan alat karaokenya. Ternyata, sang supir bis Cuma punya cd karaoke lagu Sunda cing! Keterbatasan lagu ternyata nggak mengurangi niat Dan untuk karaokean. Maka, dihajarlah lagu-lagu Sunda tersebut. Saya Cuma bisa terpingkal-pingkal melihat tingkah laku Dan, Jeph, dan Quinn yang sibuk belajar melafalkan barisan lirik yang ada di lagu Sunda.

Sekitar pukul setengah 3, bis pun berjalan meninggalkan Bandara Soekarno-Hatta. Jeph sempat kebingungan melihat ada mobil dan motor polisi yang berjalan tepat di depan bis.
“Hey, ngapain polisi itu disini? Apakah mereka bakal menilang kita?” tanyanya sambil kebingungan.

Begitu saya jelasin bahwa polisi-polisi itu akan mengawal rombongan sampai ke hotel, Jeph langsung heboh. Nggak pake lama, dia langsung teriak seraya memberitahu teman-temannya perihal police escort ini. Quinn dengan sigap langsung ngambil kamera video andalannya, dan merekam sepanjang jalan. Tentunya aksi polisi membuka jalan jadi santapan utamanya. Nggak Cuma Quinn, Jeph juga sibuk merekam aksi polisi tersebut dengan iPhone-nya sambil nggak henti-hentinya menunjukkan rasa kagumnya.

Begitu sampai di hotel, rombongan The Used langsung menghampiri polisi yang mengawalnya tadi, dan mengajaknya berfoto bersama. “You are so great, man! Unbelieveable!” ujar Jeph memuji aksi sang polisi.

Kelar urusan di hotel, para personil The Used langsung diboyong ke Tennis Indoor Senayan, untuk melakukan interview dengan media, dan tentunya meet and greet. Tapi untuk kegiatan kali ini, nggak kedengeran tuh suara berisiknya Bert. Ternyata doi memutuskan untuk istirahat di hotel, karena agak nggak enak badan. Selesai kegiatan interview dan meet and greet, rombongan langsung balik lagi ke hotel untuk beristirahat. Dan semua kegiatan malam itu dipusatkan di hotel.


Rabu, 13 Agustus 2008
Helipad

Sekitar pukul 10 pagi, Quinn sama Dan udah terlihat segar. Mereka pengen melihat-lihat areal hotel. Maka saya bersama pihak Hotel Mulia memutuskan untuk membawa mereka ke area kolam dan air mancur yang ada di samping gedung hotel.

“Wow! This is so beautiful! Look at all those fish, Quinn!” ujar Dan terkagum-kagum.

Nggak selesai sampai disitu! Saya mengajak Quinn sama Dan ke area helipad hotel. Antusiasme mereka ternyata tinggi banget cing! Sebelum naik ke helipad, Quinn memutuskan untuk mengambil kamera videonya dulu di kamar. Sementara Dan mengajak Bert dan Sean. Oiya, di lobi Hotel Mulia, Quinn sempat terpesona dengan pohon pisang! Menurutnya, pohon itu jarang banget ada di Amrik sana. Haduh!

Begitu sampai di helipad yang terletak dilantai 39, mereka langsung heboh. Dan sama Sean langsung sibuk foto-foto. Sementara Quinn terlihat asik sendiri dengan kamera videonya. Bert? Seperti biasa, dia sibuk teriak-teriak sendiri.

“Look at me, Ma! I’m on top of the world!” teriak Bert sambil menghadap ke kamera video Quinn.

Siang harinya, rombongan The Used langsung diboyong ke Tennis Indoor Senayan untuk melakukan sound check. Begitu sampai di dressing room, Dan langsung mengambil cangkir, dan menuang kopi.
“Saya belum ngopi dari pagi nih!” ujar Dan singkat.

Sementara Bert dan Jeph asik memutari areal Tennis Indoor Senayan, sambil melihat-lihat pemandangan sekeliling.

“Hey, is that a park? I wanna go down there,” ujar Bert sambil menunjuk area lapangan atletik. Saya Cuma bisa menggelengkan kepala, sambil menjelaskan bahwa itu bukanlah taman. Bert terlihat sedikit kecewa. Soalnya dia pengen banget main-main di taman sambil menunggu jadwal sound check. Alhasil, iPhone lah yang jadi pelarian Bert. Bareng saya, Jeph dan Sean, Bert memamerkan isi iPhone-nya. Mulai dari games, sampai aplikasi yang rada berbau porno!

Kelar sound check, rombongan diboyong lagi ke Hotel Mulia. Masih ada sedikit waktu untuk bersiap-siap. Sekitar pukul 6, rombongan udah siap berangkat ke venue. Tentunya untuk menuntaskan tugas mulia, menyuguhkan konser keren ke hadapan para pecinta musik Jakarta. Hasilnya, The Used berhasil tampil memukau. Ribuan penonton yang datang terpuaskan!

Gitu juga dengan para personil The Used yang puas dengan aksi penonton malam itu. “Penonton Jakarta benar-benar hebat. Mereka memberikan energi yang fantastis tadi. Benar-benar konser yang hebat,” komentar Bert dalam perjalanan balik ke hotel.

Sesampainya di hotel, mereka langsung masuk ke kamar masing-masing untuk bersih-bersih. Belum sampai 15 menit saya merebahkan diri di kasur, tiba-tiba ada suara ketukan di pintu kamar. Ternyata itu adalah Jeph yang udah siap untuk ke CJ’s. Klub yang ada di Hotel Mulia. Dia nggak sendirian cing! Di belakangnya berdiri Dan yang juga udah dandan rapi jali!

Akhirnya, malam itu dihabiskan di CJ’s.



Kamis, 14 Agustus 2008
Berburu Kerajinan Tradisional.

Aktivitas hari ini diawali sekitar pukul 10 pagi. Sekali lagi rombongan The Used pengen naik ke area helipad. Belum puas main-main kemarin rupanya.

Puas bermain-main (lagi!) di helipad, rombongan langsung berangkat ke Pasaraya Grande untuk belanja. Jeph dan Bert adalah yang paling nggak sabar pengen belanja kerajinan tradisional Indonesia.

“Saya pengen banget belanja nih! Nggak Cuma kerajinan tradisional Indonesia. Belanja apa aja deh! Kalo bisa sih nggak Cuma 1 tempat yang kita datangin hari ini!” ujar Bert semangat.

Begitu sampai di Pasaraya Grande, Jeph langsung ngajak saya naik ke lantai 5. Tempat dijualnya berbagai bentuk kerajinan tradisional. Sementara sisa rombongan memutuskan untuk merokok sebentar di area lobi Pasaraya. Tampang kagum langsung terpampang di wajah Jeph begitu menginjakkan kaki di lantai 5.

“Wow! Wow! Wow! This is so great! This is so f****n cool!” ujarnya dengan semangat. Nggak pake lama, Jeph langsung berkeliling sambil melihat-lihat dengan detil barang yang dipajang disana. Sesekali dia bertanya pada saya tentang cerita di balik patung yang menurutnya keren.

Sekitar 10 menit kemudian, terdengar teriakan “wow” dengan suara yang cukup akrab di telinga saya. Bener aja, itu adalah suara Bert yang juga dibuat kagum dengan deretan patung-patung tradisional.

“Ini gila! Saya pengen beli semua yang ada disini! Susah banget buat milih apa yang bakal saya beli,” ujar Bert.
“Rasanya kita nggak perlu lagi pindah ke tempat lain abis ini. Soalnya semua yang kami inginkan kayaknya ada disini!” ujar Quinn sambil ngeloyor pergi ke sektor pajangan dari sandstone.

Bert tergila-gila dengan patung monyet duduk yang terbuat dari kayu. Maka dia memutuskan untuk membelinya.
“Saya nggak bisa memalingkan pandangan dari patung ini. Saya harus membelinya, dan membawanya pulang kerumah,” ujar Bert sambil membawa patung monyet itu ke pelayan yang siap membuat nota.

Sementara Dan langsung menyomot patung naga berukuran kecil, yang menurutnya keren banget.
“Naga ini keren banget! Saya jadi pengen bikin tattoo bergambar naga kayak gini deh!” komentar Dan sambil membolak balik patung naga tersebut. Begitu saya bilang bahwa patung naga itu berharga sekitar 800 ribu, Dan langsung memutuskan untuk membelinya.

Lain lagi dengan Jeph. Dia terpaku saat melihat ada lukisan bergambar Bill Cosby.
“Hey Bert! Look at this paint! Nothing beat this!” teriak Jeph kegirangan.

Di salah satu sektornya, saya melihat angklung berukuran cukup besar. Saya langsung mengajak Jeph dan Quinn menuju angklung tersebut, dan mengatakan bahwa ini adalah alat musik tradisional Indonesia. Sejurus kemudian, Jeph dan Quinn langsung mencoba memainkan angklung tersebut. Dengan cekatan, Quinn mencoba memainkan nada gitar yang ada di lagu Buried Myself Alive. Ya, bagian yang di lagu aslinya dimainkan Quinn di gitar, dengan teknik harmonic tapping.

Kurang lebih 3 jam lamanya mereka menghabiskan waktu di Pasaraya Grande. Dengan hasil belanjaan yang lumayan banyak. Paling nggak terlihat Bert membeli patung monyet, kelelawar kering yang dibingkai, dan gantungan kunci. Quinn membeli banyak topeng, incense dalam jumlah banyak, kupu-kupu yang dibingkai, serta beberapa buah patung.

Selesai belanja, rombongan langsung menuju foodcourt untuk makan. Maklum, daritadi perut belum diisi!Begitu selesai makan, rombongan langsung jalan menuju hotel. Saat rombongan menunggu mobil di lobi, ada fans yang tiba-tiba nyamperin dan minta foto bareng. Dengan santainya para personil The Used mengiyakan permintaan tersebut.

Sampai di hotel, mereka langsung masuk kamar masing-masing. Pastinya untuk bersiap-siap terbang menuju Korea, dengan pesawat yang dijadwalkan akan terbang pukul 9 malam waktu Indonesia. Pukul 6 lewat 15 menit, rombongan udah siap di lobi hotel dan mulai memasukkan barang ke dalam bis.

Begitu sampai di Bandara Soekarno-Hatta, Sean, sang manajer, langsung disibukkan dengan urusan check in. Sementara yang lainnya menunggu di luar sambil merokok, dan mengulas masalah perjalanan mereka di Jakarta.

Sebelum masuk ke ruang tunggu, Jeph menoleh ke saya, dan berkata.
“Wow! It’s been fantastic to be here in Jakarta. Thank’s a lot for you guys. Kalian udah menjaga dan menemani kami dengan sangat baik,” ujar Jeph sambil kemudian memeluk saya.
“Ya. Terima kasih banyak ya. Kami sangat senang berada di sini. Kalian baik sekali,” tambah Bert yang juga kemudian memeluk saya.Sementara Quinn yang tampak ngantuk langsung memeluk saya, dan mengucap kata perpisahan.

Gitu juga dengan Dan yang masih tampak lunglai akibat terlalu banyak minum di CJ’s malam sebelumnya.
“See you soon in another time, ok?” ujar Jeph seraya berjalan memasuki ruang tunggu.
Siap!