A man is a success,
if he gets up in the morning,
and gets to bed at night,
and in between...
he does what he wants to do.
Bob Dylan.

a bunch of this and that

Desember 23, 2008

seseruan bareng solucite dan as i lay dying


sekali lagi saya berkesempatan untuk menemani band luar yang datang ke jakarta. kali ini, diawali dengan ketakutan yang amat sangat, diakhiri dengan luar biasa.

kali ini giliran as i lay dying yang berkunjung ke jakarta. band metalcore yang emang punya nama besar ini menyambangi jakarta dalam rangkaian an ocean between us tour 2008. jakarta adalah nama kedua di asia tenggara yang mereka kunjungi, setelah bangkok, thailand. tapi, akhirnya jakarta menjadi satu-satunya kota di asia tenggara yang mereka kunjungi. setelah ada beberapa kejadian yang cukup mencekam.

di televisi, saya melihat berita tentang demonstrasi besar-besaran yang mencekam di bangkok. setelah selesai melihat berita tersebut, saya langsung bergerak dari kantor, menuju hotel sultan. dimana saya janjian dengan teman-teman dari solucite, promotor yang mendatangkan as i lay dying ke jakarta.

dari tour dates as i lay dying yang saya tahu, sebelum ke jakarta, mereka akan main di bangkok rock festival terlebih dulu. nah, berita yang saya saksikan di televisi barusan, tentu aja menimbulkan banyak tanya di benak saya. apakah as i lay dying jadi main di bangkok? apakah mereka baik-baik saja di bangkok? apakah ada pengaruhnya demonstrasi di bangkok, dengan jadwal show mereka di jakarta?

sesampainya di hotel sultan, saya bertemu dengan arry, salah seorang teman dari solucite. dia memberi tahu bahwa as i lay dying terjebak di bangkok. karena bandara svarnabhumi di tutup oleh para demonstran.

mulai dari malam itu sampai beberapa hari kedepan, saya dan teman-teman solucite berpikir keras. mencari cara supaya bisa mengeluarkan as i lay dying dari kerusuhan di bangkok, dan membawa mereka ke jakarta. kontak dengan pihak as i lay dying pun terus dilakukan. semata-mata untuk memonitor keadaan mereka disana, dan tentunya keadaan di sekitar mereka.

That was horrible! Kerusuhan yang ada di Thailand benar-benar menyeramkan! Kami nggak bisa kemana-mana. Kami benar-benar dilanda ketakutan. Yang kami inginkan saat itu hanyalah secepatnya keluar dari Bangkok,” ujar Nick Hipa (gitar), yang saat dijemput di bandara mulai terlihat lega.

alternatif yang muncul adalah membawa rombongan as i lay dying dari bangkok ke phuket lewat jalan darat, lalu terbang ke jakarta dari sana. pilihan lainnya adalah membawa mereka ke laos, lalu melanjutkan terbang ke jakarta. apa daya, kedua rencana tersebut gagal dijalankan!

akhirnya, dengan berat hati, pihak solucite memutuskan untuk mengundur konser as i lay dying ke hari minggu (30/11), dari jadwal semula hari kamis (27/11). sambil tidak lupa untuk terus mencari cara untuk menerbangkan as i lay dying dari bangkok ke jakarta.
salah seorang rekan yang ada di bangkok dikontak, dan diharap bisa memberi petunj
uk kepada as i lay dying.
rencana kembali menemui beberapa hambatan. mulai dari masalah waktu, sampai masalah van berisi rombongan as i lay dying yang tidak bisa menembus perbatasan. shite!

kami mulai mendapat pencerahan saat mendengar kabar bahwa rombongan as i lay dying bisa menggunakan penerbangan di utapao. sebagai pangkalan militer, tentu aja utapao luput dari aksi boikot para demonstran. dengan bantuan salah seorang te
man di bangkok, rombongan as i lay dying dibawa ke utapao lewat jalan darat. mereka harus menempuh perjalanan selama 3 jam.

hari sabtu pagi, kabar terbaru berhembus. rombongan as i lay dying sudah sampai di utapao, namun antrian yang ada di bandara militer tersebut panjang sekali.

“Wah, di Utapao itu gila banget! Disana cuma ada 4 baris, tapi orang yang berebut ingin keluar dari Thailand, jumlahnya ribuan! Untung kami bisa segera check in,” sambung Tim Lambesis (vokal), yang mengaku bahwa saat tiba di Jakarta, dia baru bisa tersenyum.

robin hutagaol, diutus oleh pihak solucite untuk menjemput rombongan as i lay dying di kuala lumpur. pasalnya, penerbangan dari utapao bakal transit terlebih dulu di kuala lumpur, sebelum akhirnya sampai di jakarta. begitu robin bertemu dengan rombongan as i lay dying di kuala lumpur, dia langsung mengurus segala keperluan as i lay dying, dan langsung terbang ke jakarta. tentunya sambil menenangkan mereka, yang terlihat ketakutan dan stres.
hari sabtu (29/11) pukul 10 malam, rombongan as i lay dying tiba di jakarta dengan selamat. amin! saya yang ikut menjemput mereka di bandara, jadi lega juga. dimulailah petualangan saya bersama as i lay dying.

salah satu hal yang ingin secepatnya dilakukan para personil as i lay dying adalah belanja pakaian. selain istirahat tentunya.

“Saya udah pakai kaos ini selama 5 hari! Soalnya barang-barang kami masih tertahan di bandara Svarnabumi,” ujar Nick, saat tiba di bandara Soekarno-Hatta, sambil menunjuk kaos yang dia pakai.

setelah membiarkan mereka beristirahat di kamarnya masing-masing di hotel sultan, hari minggu pagi rombongan langsung berangkat ke senayan city. selain untuk belanja, tentunya untuk jalan-jalan, supaya mereka bisa santai sebelum malamnya menggempur pecinta metalcore jakarta.



sebelum berangkat ke senayan city, kami membuat semacam kejutan untuk nick hipa. gitaris berambut kriwil itu berulang tahun ke 26, tepat di tanggal 30, tanggal konser mereka di jakarta. setelah menyelesaikan sarapan, rombongan dibawa ke salah satu sudut cafe di hotel sultan. kami yang udah kongkalingkong dengan tim, sang vokalis, menyiapkan sebuah kue tart untuk nick. tidak berapa lama kemudian, kue lengkap dengan hiasan bertuliskan selamat dan angka 26 diatasnya, dikeluarkan.



“Waw! Thanks a lot guys! What a surprise! You guys know my birthday, ini sangat menyenangkan. Saya kaget dengan semua ini, saya nggak pernah nyangka bakal ada kejutan untuk saya. Terima kasih ya,” ujar Nick, panjang lebar, sesaat setelah kue dikeluarkan, dan semua orang menyanyikan lagu Happy Birthday.



tanpa banyak basa basi, nick meniup lilin yang ada di atas kue, dan langsung memotong kuenya. sejurus kemudian, dia membagi-bagikan potongan kue kepada teman-teman yang ada disekitarnya. sembari membagikan kue, tak henti-hentinya nick menggeleng-gelengkan kepala, tanda tak percaya bahwa ulangtahunnya dirayakan oleh teman-teman solucite.
selamat ulang tahun nick!

stres yang melanda
mereka terlihat mulai sirna. terbukti dengan banyaknya canda yang mereka tebar, serta betapa ramahnya mereka kepada saya dan teman-teman.
rombongan as i lay dying yang terdiri dari nick hipa
(gitar), tim lambesis (vokal), jordan mancino (drum), josh gilbert (bas), phil sgrosso (gitar), shannon (tunangan phil), langsung menaiki mobil dengan semangat.

berbagai toko mereka sambangi. akhirnya, topma
n yang jadi pilihan mereka. nick mulai melihat-lihat celana jeans, diikuti oleh tim yang ikutan membeli celana jeans. sementara jordan asyik memilih-milih kaos dan celana pendek. lain lagi dengan josh yang terlihat kebingungan dengan deretan pakaian yang ada. phil dan shannon, terlihat selalu kompak dalam memilih baju. menghabiskan sekitar satu setengah jam di topman, ternyata banyak juga pakaian yang mereka beli.

Finally, we are gonna use clean clothes today!” teriak Jordan, yang diikuti Nick dan Tim, yang juga senang begitu dapat pakaian baru.

puas mendapatkan pakaian baru, mereka memutuskan untuk mampir sebentar di starbucks. maklum, ternyata mereka adalah pecinta kopi dan teh. mereka ingin bersantai sejenak menikmati kopi dan teh, setelah membeli pakaian.

sore hari menjelang, kami pun beranjak menuju venue. as i lay dying harus melakukan
sound check. dan tebakan saya, mereka akan melakukan sound check dengan proses yang cukup lama. pasalnya, alat musik mereka masih tertahan di bangkok semua. jadi, yang mereka gunakan di jakarta adalah alat pinjaman, yang tentu aja disesuaikan dengan permintaan mereka. teman-teman dari andra and the backbone, teman-teman di seringai, sampai teman-teman di boomerang, membantu meminjami alat musik mereka dengan senang hati.

di sela-sela proses sound check, saya menawarkan beberapa barang "khas" indonesia. yaitu rokok dji sam soe, dan sebotol teh botol sosro. nick hipa, yang suka sekali dengan teh, langsung kepincut dengan rasa teh botol sosro. dia pun meminta tolong untuk disiapkan beberapa botol di ruang ganti mereka. sementara phil sgrosso berkata dia mual setelah mencoba sebatang rokok dji sam soe. kontras dengan tunangannya, shannon, yang mengakui bahwa dia suka sekali dengan rasa dji sam soe. shannon hanya kebingungan dengan durasi rokoknya yang tidak habis-habis.

esok harinya, mereka kerap mengeluarkan komentar tentang betapa puasnya mereka dengan metalhead jakarta.

“Tadi malam sangat menye
nangkan. Metalhead Jakarta seru banget! Sepanjang konser mereka mengeluarkan energi yang luar biasa. Tentu aja kami juga jadi all out, dalam beraksi di panggung,” ujar Tim, yang di iyakan oleh Nick, dan Phil.

saat makan siang di fx itu, saya menawarkan pada mereka untuk mencoba makanan khas indonesia. nick yang siang itu mencoba rawon, langsung jatuh cinta. menurutnya, rasa rawon mirip dengan makanan khas hawaii, kampung halamannya. sementara tim dan josh terlihat kepedasan saat mencoba memakan tahu goreng dengan cabai rawit. siapa suruh juga memakan cabai rawitnya terlebih dahulu sebelum tahu gorengnya?

Thanks a lot for you, guy's. Kalian udah berhasil mengeluarkan kami dari kekacauan di Bangkok. Kami sangat-sangat menghargai kerja keras kalian. Semoga kalian senang dengan penampilan kami tadi malam,” ujar Jordan, dalam perjalanan ke bandara.

akhirnya waktunya tiba, saatnya berpisah dengan as i lay dying. pesawat dari japan airlines akan membawa mereka kembali ke amerika.

See you soon in another time! Thank a lot, we are really appreciate it!” ujar Nick, sesaat sebelum berpisah.

see you as i lay dying. thank's!

November 21, 2008

quotes.....and more quotes....

“The most exciting thing is not doing it.
If you fall in love with someone and never do it,
it's much more exciting.”

“I'm afraid that if you look at a thing long enough,
it loses all of its meaning.”
Andy Warhol.


“To young to hold on
and to old to just break free and run.”
Jeff Buckley.


“If I seem to be reckless with myself,
It's the fault of no one.
All things have a place
Under the moon as well as the sun.”
Elliott Smith.


"Thank you,
and be careful."
me.

September 15, 2008

ok karaoke


bersenang-senang itu baik untuk kesehatan. namanya hidup cuma sekali, harus diisi dengan kegiatan menyenangkan. begitu pun bagi saya.
weekdays, udah padat dengan kerjaan dan jadwal kuliah yang gak kunjung berkurang.
makanya, saat yang paling tepat untuk bersenang-senang adalah kala weekend.

hari minggu kemarin, salah seorang teman saya mengajak makan, untuk merayakan ulang tahunnya. tentu aja teman-teman kelas yang lain juga diajak. namanya juga kelas 5B. fyi, 5b adalah kelas saya di kampus. beruntung saya masuk kelas ini. anak-anaknya seru. kocak. rame. pecicilan. gak tau malu. dan yang paling penting, kebersamaannya berasa banget.

singkat cerita, saya memutuskan untuk menghadiri acara tersebut, yang mengambil tempat di rumah makan sunda, yang terletak di daerah cipete. saya sampai disana, sekitar pukul setengah 7. sial bagi saya. tempat parkir yang disediakan di rumah makan tersebut, ternyata penuh. bahkan mobil yang parkir membludak sampai pinggir jalan, dan ruko yang terletak di sebrangnya. mau nggak mau kondisi tersebut membuat saya harus memutar, sambil kembali mencari tempat parkir.

singkat cerita, sekitar satu jam kemudian saya baru mendapatkan parkir. itu pun harus masuk kedalam, sampai ke belakang rumah makan tersebut. ya, nggak apa apa lah. daripada nggak dapat-dapat parkir.

selesai memarkir mobil, tanpa banyak pikir lagi, saya langsung masuk ke dalam rumah makan. di sektor tengah rumah makan tersebut, berkumpul lah teman-teman saya, dalam sebuah meja panjang. selesai menyapa teman-teman, saya menatap kosong pada meja makan yang sudah kosong. tampaknya, saya udah ditinggal start oleh teman-teman saya. beruntung, masih ada beberapa potong ayam yang disisakan. langsung saya sikat habis tanpa pikir panjang.

ada juga adegan tiup lilin, nyanyi bersama, dan potong kue. serta pastinya menghabiskan kue yang tersedia. dan saya yakin, semua teman-teman saya yang ada malam itu pasti nggak akan melewatkan momen makan kue ini. buktinya, begitu kue dipotong, semua langsung berebut! ya, maklum lah. memang kami termasuk barbar.

selesai di rumah makan, ternyata acara malam itu belum habis sampai disitu. kami masih melanjutkan ke tempat karaoke, untuk bernyanyi bersama. happy puppy di area d'best fatmawati jadi pilihan.

sempat bingung memilih ruangan, akhirnya kami memutuskan ruangan yang besar, agar lebih lega, dan bebas untuk "berekspresi" (halah!).

sesi karaoke diawali dengan malu-malu. belum ada yang sukarela mempermalukan dirinya di depan teman-teman. pilihan lagunya pun masih wajar. sampai akhirnya lagu dancing queen-nya abba terdengar. mulai menggelegar lah suara-suara sumbang anak-anak 5B. satu persatu mulai maju ke area depan, dan berjoged dengan aneh.

nisa, misalnya. cewek kurus ini termasuk sering membuat gerakan-gerakan aneh yang mengundang gelak tawa. nggak jarang juga dia melakukan itu secara sukarela. fina, birthday girl malam itu, cenderung lebih kalem dari biasanya. paling banter, dia hanya berjoged penuh semangat saat lagu berirama dangdut terdengar.

inayu, echa, dan indah, tercatat sebagai yang plaing semangat bernyanyi malam itu. nggak cuma bernyanyi, echa dan indah malahan sempat melakukan goyangan-goyangan maut, yang rasanya dilakukan tanpa malu-malu lagi. anggin, tika, dan vivi, terduduk di sebelah kanan ruangan. awalnya mereka masih diam-diam saja. beberapa lama berselang, tika dan anggin mulai meneriakkan suaranya cemprengnya, tanpa menghiraukan kemana nada lagu tersebut berjalan. lain dengan vivi, yang tetap terlihat anteng.

kredit khusus diberikan kepada nta dan rayra. tanpa malu-malu mereka ikutan maju ke depan, dan menggila bersama. rayra yang biasanya terlihat kalem, malam itu tampak ikut terbakar. kalo nta, yaudah lah. dia emang menggila seperti biasanya. didi dan billy adalah dua sosok yang tampaknya bertolak belakang malam itu. didi kerap kali mengeluarkan suara cemprengnya yang menggelegar. sementara billy, tetap diam ditempat, sambil senyum-senyum sendiri saat ditanya apakah mau melantunkan lagu berbahasa mandarin.

dite dan doyok. dite, seperti biasa membuat kejutan-kejutan menyenangkan. apalagi melalui pilihan lagu-lagunya yang ajaib! belum lagi goyangannya yang terlihat menggelikan. lain dengan doyok yang tiba-tiba terlihat fasih mengucapkan kata demi kata dalam lagu berbahasa india. menggelikan! sementara richi, terlihat serius saat menyanyikan lagu milik ST 12, dan peterpan. malam itu richi tampaknya sedang melancarkan serangan lunak pada rayra.

sementara saya, asik berpartner dengan dono, dalam melantunkan lagu-lagu yang menggelikan. dengan sekuat tenaga kami menyanyikan hits norak milik ST 12, kami juga melantunkan deretan lirik menggelikan milik rhoma irama. ya, total untuk tertawa dan bersenang-senang malam itu.

benar-benar malam yang menyenangkan. disaat yang lain bersiap menghadapi perpisahan seiring dengan lulusnya angkatan kami di kampus, kelas kami malah semakin asik dan semakin erat meluangkan waktu bersama. walaupun susah dalam menentukan waktunya, tapi saat tiba waktunya, semua itu dilakukan dengan sebenar-benarnya.
ah, saya sangat menikmati ini. saya benar-benar bersyukur bisa masuk ke kelas ini. yang penuh dengan orang-orang menyenangkan, dan baik hati. semoga, ke depannya kami bisa terus seperti ini, kami bisa terus meluangkan waktu menyenangkan bersama, kami bisa berhubungan baik dalam suka dan duka bersama, kami bisa tetap berhubungan baik, sampai kapan pun.

cheers, 8-5B!

Agustus 23, 2008

trainspotting character

lagi lihat-lihat blog seorang sahabat, menemukan link yang menggoda untuk dibuka..
semacam kuis-kuis gitu..dibilang seru, nggak juga..
mengutip kata-kata sahabat saya, "remind me to the good ol' days".
ya.


Which Trainspotting Character Are You?

Agustus 20, 2008

3 days with the used




Selebor, berisik, dan asal-asalan. Kesan itulah yang muncul dari para personil The Used di luar panggung.

The Used datang ke Jakarta nggak Cuma untuk konser! Meskipun waktunya nggak banyak, mereka tetap menyempatka
n belanja kerajinan tradisional Indonesia! Mereka juga mengaku terpukau dengan kota Jakarta, dan keramahan penduduknya.
Selama 3 hari The Used berada di Jakarta, saya berkesempatan jadi tour guide merangkap teman ngobrol mereka. Berbagai kegiatan pun dilalui dengan kegilaan. Ini dia catatan perjalanannya.

Selasa, 12 Agustus 2008
Karaokean Lagu Sunda

“Menurut jadwal sih mereka bakalan mendarat sekitar jam 1 siang di bandara Soekarno-Hatta. Makanya kita stand by dari sekarang disini,” ujar Christie Subono dari Java Musikindo (promotor yang mendatangkan The Used ke Jakarta).

Sekitar pukul 11 siang, saya meluncur dari Hotel Mulia ke Bandara Soekarno-Hatta, bareng rombongan Java Musikindo. Di perjalanan, Christie menyodorkan kopian itinerary ke saya. Begitu ngeliat lembar itinerary-nya, jadwal The Used ternyata padat! Mulai dari interview, sampai meet and greet. Dan mereka Cuma bakal ada di Jakarta selama 3 hari!

Nggak pake nunggu terlalu lama di bandara, batang hidung rombongan The Used langsung terlihat. Yang paling ketahuan sih siapa lagi kalo bukan Bert McCracken, sang vokalis. Gimana nggak? Suara berisiknya yang membahana langsung terdengar begitu rombongan memasuki ruang kedatangan. Di belakang Bert berdiri Sean, sang manajer. Yang disusul oleh Quinn Allman (gitar), Jeph Howard (bas), dan Dan Whitesides (drum).

Rombongan langsung nyamperin tim penjemput, di bawah komando Christie. Begitu selesai berkoordinasi, rombongan The Used yang terdiri dari 9 orang ini langsung bergegas ke pintu keluar. Begitu sampai di luar area kedatangan, semua langsung mengeluarkan ponselnya masing-masing. Ternyata, hampir semua rombongan pakai iPhone!

Tiba-tiba terdengar teriakan girang dari Jeph.
“Yes! My cellphone works here!” ujar Jeph meningkahi iPhone-nya yang ternyata bisa bekerja dengan baik di Indonesia.

Sementara Quinn langsung berinisiatif menghampiri deretan money changer yang ada di area terminal 2. Selesai menukar uang, Quinn berbalik badan, dan tersenyum lebar.
“Hey! Saya jadi orang kaya sekarang! Emang berapa sih kurs Dolar terhadap Rupiah?” tanyanya sembari memamerkan uangnya yang berjumlah lebih dari 1 juta.

Begitu saya jawab bahwa kurs 1 dolar adalah 9 ribu rupiah, Quinn langsung bertanya apakah dia bisa membeli mobil disini. Hahaha!

Selesai urusan tukar menukar uang, rombongan personil langsung digiring ke dalam bis yang udah siap menunggu. Begitu sampai di dalam bis, masing-masing personil langsung mengambil posisi. Bert langsung tiduran di kursi deretan paling belakang. Sementara Quinn kembali mengeluarkan pertanyaan aneh,

“Di deket sini ada tempat yang seru nggak? Semacam jungle trip gitu? Atau tempat yang bisa melihat dan menggendong monyet?” Tanya Quinn.

Terang aja saya Cuma bisa melongok sambil menggelengkan kepala. Ada-ada aja sih!
Lain lagi dengan Dan. Begitu dia melihat ada tv layar kecil dan microphone di dalam bis, dia langsung pengen karaokean. Ide ini disambut antusias oleh Jeph dan Quinn. Saya langsung minta supir bis untuk nyalain tv dan alat karaokenya. Ternyata, sang supir bis Cuma punya cd karaoke lagu Sunda cing! Keterbatasan lagu ternyata nggak mengurangi niat Dan untuk karaokean. Maka, dihajarlah lagu-lagu Sunda tersebut. Saya Cuma bisa terpingkal-pingkal melihat tingkah laku Dan, Jeph, dan Quinn yang sibuk belajar melafalkan barisan lirik yang ada di lagu Sunda.

Sekitar pukul setengah 3, bis pun berjalan meninggalkan Bandara Soekarno-Hatta. Jeph sempat kebingungan melihat ada mobil dan motor polisi yang berjalan tepat di depan bis.
“Hey, ngapain polisi itu disini? Apakah mereka bakal menilang kita?” tanyanya sambil kebingungan.

Begitu saya jelasin bahwa polisi-polisi itu akan mengawal rombongan sampai ke hotel, Jeph langsung heboh. Nggak pake lama, dia langsung teriak seraya memberitahu teman-temannya perihal police escort ini. Quinn dengan sigap langsung ngambil kamera video andalannya, dan merekam sepanjang jalan. Tentunya aksi polisi membuka jalan jadi santapan utamanya. Nggak Cuma Quinn, Jeph juga sibuk merekam aksi polisi tersebut dengan iPhone-nya sambil nggak henti-hentinya menunjukkan rasa kagumnya.

Begitu sampai di hotel, rombongan The Used langsung menghampiri polisi yang mengawalnya tadi, dan mengajaknya berfoto bersama. “You are so great, man! Unbelieveable!” ujar Jeph memuji aksi sang polisi.

Kelar urusan di hotel, para personil The Used langsung diboyong ke Tennis Indoor Senayan, untuk melakukan interview dengan media, dan tentunya meet and greet. Tapi untuk kegiatan kali ini, nggak kedengeran tuh suara berisiknya Bert. Ternyata doi memutuskan untuk istirahat di hotel, karena agak nggak enak badan. Selesai kegiatan interview dan meet and greet, rombongan langsung balik lagi ke hotel untuk beristirahat. Dan semua kegiatan malam itu dipusatkan di hotel.


Rabu, 13 Agustus 2008
Helipad

Sekitar pukul 10 pagi, Quinn sama Dan udah terlihat segar. Mereka pengen melihat-lihat areal hotel. Maka saya bersama pihak Hotel Mulia memutuskan untuk membawa mereka ke area kolam dan air mancur yang ada di samping gedung hotel.

“Wow! This is so beautiful! Look at all those fish, Quinn!” ujar Dan terkagum-kagum.

Nggak selesai sampai disitu! Saya mengajak Quinn sama Dan ke area helipad hotel. Antusiasme mereka ternyata tinggi banget cing! Sebelum naik ke helipad, Quinn memutuskan untuk mengambil kamera videonya dulu di kamar. Sementara Dan mengajak Bert dan Sean. Oiya, di lobi Hotel Mulia, Quinn sempat terpesona dengan pohon pisang! Menurutnya, pohon itu jarang banget ada di Amrik sana. Haduh!

Begitu sampai di helipad yang terletak dilantai 39, mereka langsung heboh. Dan sama Sean langsung sibuk foto-foto. Sementara Quinn terlihat asik sendiri dengan kamera videonya. Bert? Seperti biasa, dia sibuk teriak-teriak sendiri.

“Look at me, Ma! I’m on top of the world!” teriak Bert sambil menghadap ke kamera video Quinn.

Siang harinya, rombongan The Used langsung diboyong ke Tennis Indoor Senayan untuk melakukan sound check. Begitu sampai di dressing room, Dan langsung mengambil cangkir, dan menuang kopi.
“Saya belum ngopi dari pagi nih!” ujar Dan singkat.

Sementara Bert dan Jeph asik memutari areal Tennis Indoor Senayan, sambil melihat-lihat pemandangan sekeliling.

“Hey, is that a park? I wanna go down there,” ujar Bert sambil menunjuk area lapangan atletik. Saya Cuma bisa menggelengkan kepala, sambil menjelaskan bahwa itu bukanlah taman. Bert terlihat sedikit kecewa. Soalnya dia pengen banget main-main di taman sambil menunggu jadwal sound check. Alhasil, iPhone lah yang jadi pelarian Bert. Bareng saya, Jeph dan Sean, Bert memamerkan isi iPhone-nya. Mulai dari games, sampai aplikasi yang rada berbau porno!

Kelar sound check, rombongan diboyong lagi ke Hotel Mulia. Masih ada sedikit waktu untuk bersiap-siap. Sekitar pukul 6, rombongan udah siap berangkat ke venue. Tentunya untuk menuntaskan tugas mulia, menyuguhkan konser keren ke hadapan para pecinta musik Jakarta. Hasilnya, The Used berhasil tampil memukau. Ribuan penonton yang datang terpuaskan!

Gitu juga dengan para personil The Used yang puas dengan aksi penonton malam itu. “Penonton Jakarta benar-benar hebat. Mereka memberikan energi yang fantastis tadi. Benar-benar konser yang hebat,” komentar Bert dalam perjalanan balik ke hotel.

Sesampainya di hotel, mereka langsung masuk ke kamar masing-masing untuk bersih-bersih. Belum sampai 15 menit saya merebahkan diri di kasur, tiba-tiba ada suara ketukan di pintu kamar. Ternyata itu adalah Jeph yang udah siap untuk ke CJ’s. Klub yang ada di Hotel Mulia. Dia nggak sendirian cing! Di belakangnya berdiri Dan yang juga udah dandan rapi jali!

Akhirnya, malam itu dihabiskan di CJ’s.



Kamis, 14 Agustus 2008
Berburu Kerajinan Tradisional.

Aktivitas hari ini diawali sekitar pukul 10 pagi. Sekali lagi rombongan The Used pengen naik ke area helipad. Belum puas main-main kemarin rupanya.

Puas bermain-main (lagi!) di helipad, rombongan langsung berangkat ke Pasaraya Grande untuk belanja. Jeph dan Bert adalah yang paling nggak sabar pengen belanja kerajinan tradisional Indonesia.

“Saya pengen banget belanja nih! Nggak Cuma kerajinan tradisional Indonesia. Belanja apa aja deh! Kalo bisa sih nggak Cuma 1 tempat yang kita datangin hari ini!” ujar Bert semangat.

Begitu sampai di Pasaraya Grande, Jeph langsung ngajak saya naik ke lantai 5. Tempat dijualnya berbagai bentuk kerajinan tradisional. Sementara sisa rombongan memutuskan untuk merokok sebentar di area lobi Pasaraya. Tampang kagum langsung terpampang di wajah Jeph begitu menginjakkan kaki di lantai 5.

“Wow! Wow! Wow! This is so great! This is so f****n cool!” ujarnya dengan semangat. Nggak pake lama, Jeph langsung berkeliling sambil melihat-lihat dengan detil barang yang dipajang disana. Sesekali dia bertanya pada saya tentang cerita di balik patung yang menurutnya keren.

Sekitar 10 menit kemudian, terdengar teriakan “wow” dengan suara yang cukup akrab di telinga saya. Bener aja, itu adalah suara Bert yang juga dibuat kagum dengan deretan patung-patung tradisional.

“Ini gila! Saya pengen beli semua yang ada disini! Susah banget buat milih apa yang bakal saya beli,” ujar Bert.
“Rasanya kita nggak perlu lagi pindah ke tempat lain abis ini. Soalnya semua yang kami inginkan kayaknya ada disini!” ujar Quinn sambil ngeloyor pergi ke sektor pajangan dari sandstone.

Bert tergila-gila dengan patung monyet duduk yang terbuat dari kayu. Maka dia memutuskan untuk membelinya.
“Saya nggak bisa memalingkan pandangan dari patung ini. Saya harus membelinya, dan membawanya pulang kerumah,” ujar Bert sambil membawa patung monyet itu ke pelayan yang siap membuat nota.

Sementara Dan langsung menyomot patung naga berukuran kecil, yang menurutnya keren banget.
“Naga ini keren banget! Saya jadi pengen bikin tattoo bergambar naga kayak gini deh!” komentar Dan sambil membolak balik patung naga tersebut. Begitu saya bilang bahwa patung naga itu berharga sekitar 800 ribu, Dan langsung memutuskan untuk membelinya.

Lain lagi dengan Jeph. Dia terpaku saat melihat ada lukisan bergambar Bill Cosby.
“Hey Bert! Look at this paint! Nothing beat this!” teriak Jeph kegirangan.

Di salah satu sektornya, saya melihat angklung berukuran cukup besar. Saya langsung mengajak Jeph dan Quinn menuju angklung tersebut, dan mengatakan bahwa ini adalah alat musik tradisional Indonesia. Sejurus kemudian, Jeph dan Quinn langsung mencoba memainkan angklung tersebut. Dengan cekatan, Quinn mencoba memainkan nada gitar yang ada di lagu Buried Myself Alive. Ya, bagian yang di lagu aslinya dimainkan Quinn di gitar, dengan teknik harmonic tapping.

Kurang lebih 3 jam lamanya mereka menghabiskan waktu di Pasaraya Grande. Dengan hasil belanjaan yang lumayan banyak. Paling nggak terlihat Bert membeli patung monyet, kelelawar kering yang dibingkai, dan gantungan kunci. Quinn membeli banyak topeng, incense dalam jumlah banyak, kupu-kupu yang dibingkai, serta beberapa buah patung.

Selesai belanja, rombongan langsung menuju foodcourt untuk makan. Maklum, daritadi perut belum diisi!Begitu selesai makan, rombongan langsung jalan menuju hotel. Saat rombongan menunggu mobil di lobi, ada fans yang tiba-tiba nyamperin dan minta foto bareng. Dengan santainya para personil The Used mengiyakan permintaan tersebut.

Sampai di hotel, mereka langsung masuk kamar masing-masing. Pastinya untuk bersiap-siap terbang menuju Korea, dengan pesawat yang dijadwalkan akan terbang pukul 9 malam waktu Indonesia. Pukul 6 lewat 15 menit, rombongan udah siap di lobi hotel dan mulai memasukkan barang ke dalam bis.

Begitu sampai di Bandara Soekarno-Hatta, Sean, sang manajer, langsung disibukkan dengan urusan check in. Sementara yang lainnya menunggu di luar sambil merokok, dan mengulas masalah perjalanan mereka di Jakarta.

Sebelum masuk ke ruang tunggu, Jeph menoleh ke saya, dan berkata.
“Wow! It’s been fantastic to be here in Jakarta. Thank’s a lot for you guys. Kalian udah menjaga dan menemani kami dengan sangat baik,” ujar Jeph sambil kemudian memeluk saya.
“Ya. Terima kasih banyak ya. Kami sangat senang berada di sini. Kalian baik sekali,” tambah Bert yang juga kemudian memeluk saya.Sementara Quinn yang tampak ngantuk langsung memeluk saya, dan mengucap kata perpisahan.

Gitu juga dengan Dan yang masih tampak lunglai akibat terlalu banyak minum di CJ’s malam sebelumnya.
“See you soon in another time, ok?” ujar Jeph seraya berjalan memasuki ruang tunggu.
Siap!

Juni 26, 2008

death cab!

berita cukup mengejutkan.
tiba-tiba seorang temen mengirim sms.
isinya adalah, memberitahu bahwa death cab for cutie akan menggelar konser di singapore pada tanggal 12 agustus!!
ditutup dengan kata tanya,
"berangkat gak nyet?"

pengen sih. tapi gimana kondisi keuangan? mana lagi banyak yang ingin saya beli.
belum lagi kebutuhan yang harus dibeli. haduh.
dikantor juga ada yang ikutan mengajak nonton. haduh!

Juni 16, 2008

session with friends


ya. beberapa waktu lalu saya diminta oleh seorang temen untuk ikutan bernyanyi dalam sebuah lagu. awalnya saya bingung. kenapa saya? padahal, suara saya tidak ada bagus-bagusnya. setelah saya tanyakan, ternyata dia juga mengajak beberapa teman lainnya untuk ikutan. oh, bagus lah. pikir saya. dan saya pun mengiyakan.

dalam perjalanan, yang ada di pikiran saya hanyalah betapa serunya melakukan rekaman musik bersama teman-teman. sudah lama juga saya tidak menginjakkan kaki di studio. kali ini, saya masuk studio lagi untuk membantu teman-teman saya yang tergabung dalam the trees and the wild. lagu yang akan direkam kali ini adalah lagu terakhir yang bakal di masukkan dalam debut EP mereka, yang sebentar lagi akan lahir. bravo!

rombongan pun datang satu persatu.
sembari menunggu, seperti biasa kami melakukan hal hal wajar yang tidak banyak berguna.

foto-foto, sepertinya sudah jadi agenda wajib saat acara kumpul-kumpul seperti ini.
ngobrol ngalor ngidul soal musik, memang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kami.
ada juga yang curhat colongan. tentu kami menerima dengan hati terbuka.
yang mungkin ada di deretan paling akhir adalah, ngobrolin masalah kuliah yang tak kunjung ada kejelasan. untungnya, bukan hanya saya yang hari itu punya sedikit masalah dengan akademis kampus. beberapa diantara teman saya mengalaminya juga. maka, tidak ada obrolan panjang lebar tentang masalah kuliah.

saat semua rombongan sudah datang, satu persatu dari kami mulai memasuki studio. begitu juga dengan trio yang punya hajat. mereka mulai tampak sibuk.
ada yang mencoba-coba gitar, ngobrol dengan operator studio dengan maksud menjelaskan konsep musiknya, ada juga yang menerangkan pada rombongan perihal apa yang harus mereka lakukan.
setelah semuanya dilakukan, maka semua orang pun duduk melingkar di dalam studio. dengan ditodong beberapa buah microphone di tengah-tengah, kami mulai mencoba bernyanyi sesuai dengan yang diinginkan.
tentu saja tidak langsung direkam. kami mencoba dulu beberapa kali. setelah paham, lalu dicoba dinyanyikan bersamaan dengan musik yang sudah lebih dulu direkam. mencoba menyesuaikan maksudnya. beberapa kali penyesuaian, akhirnya dimulai juga.

sang operator mengarahkan kami supaya bernyanyi di saat yang tepat. trio yang punya hajat pun turut ada diantara kami.

seperti biasa, di beberapa percobaan pertama tentu saja ada yang gagal. beberapa kali gagal tepatnya. ada yang belum mengerti dengan konsep yang diinginkan.

rupanya, ada beberapa part yang harus kami isi di lagu berjudul fight the future ini. meskipun isiannya sama, namun ada beberapa modifikasi di beberapa part.
iga, salah satu teman saya yang punya hajat menginginkan nuansa nyanyi bareng yang santai. "mungkin bisa diselipin suara ketawa kecil di tengah-tengah nyanyian," ujar iga saat menjelaskan lagi konsep lagu tersebut.
ok. ini menarik. terlintas di pikiran saya adalah nuansa yang timbul dari lagu bad cover version milik pulp.
yeah, I know. lagu itu bukanlah satu-satunya lagu yang memuat konsep seperti ini. bukan juga yang pertama mengusung konsep serupa. entah kenapa, tiba-tiba lagu itu yang terlintas.

anyway, konsep nyanyi bareng yang santai benar-benar terjadi. di tengah-tengah lagu suka terdengar suara cengengesan yang bikin makin seru. malahan, ada yang membuat suara tawa yang sangat besar dan cenderung berlebihan di akhir lagu. tentu aja hal ini membuat kami harus mengulang kembali proses rekaman.

setelah proses rekaman dirasa sudah mencukupi, saatnya untuk mendengarkan kembali hasil rekaman tersebut, secara utuh sebagai kesatuan lagu.

menarik. lagu tersebut jadi semakin kuat. nuansa kebersamaan dan keakraban sangat terdengar di lagu tersebut. selepas mendengarkan lagu tersebut, iga menawarkan kami untuk ber-hearing session. yaitu mendengarkan juga lagu-lagu lain yang sudah mereka rekam sebelumnya.
maka, satu persatu lagu meluncur dari speaker yang ada di dalam studio. setiap 1 lagu berakhir, tidak jarang iga menanyakan pendapat kami tentang lagu tersebut. hearing session ini berlangsung selama kurang lebih 15 menit. setelahnya, kami berkumpul di tengah-tengah studio, untuk berfoto bersama. tidak lupa saya mengucapkan selamat pada trio iga, andra, dan remedy, atas keberhasilan mereka menyelesaikan rekaman ini.


nice session.
good luck, friends!

Juni 04, 2008

tc5

saya kembali mendapatkan kesempatan, untuk menemani sebuah band internasional, selama mereka berada di Jakarta.
The Click Five, atau banyak yang menyebut mereka sebagai TC5, datang ke Jakarta untuk menggelar konsernya di Istora Senayan.
saya ditugasi oleh kantor, untuk mengikuti dan melaporkan kegiatan mereka selama berada di jakarta.
maka, bisa ditebak. kehidupan saya jadi berkisar di sekeliling mereka selama beberapa hari. tepatnya selama 3 hari.
dimulai dari hari kedatangan mereka di jakarta. begitu mendarat, rombongan langsung digiring menuju hotel di bilangan mega kuningan.
sampai di hotel, mereka dipersilahkan masuk ke kamar masing-masing untuk beristirahat sebentar, sekaligus membersihkan diri. pasalnya, sore nanti akan ada press conference, yang dilanjutkan dengan sesi meet and greet.

seperti bisa ditebak sebelumnya. lobi hotel dipenuhi oleh cewek-cewek muda (abg!) yang tampak seperti ingin bertemu tuhan. begitu sosok para personil TC5 muncul, mereka langsung berteriak histeris, sambil berlarian berebut foto bareng, atau sekadar minta tandatangan.
beruntung, pasukan security dengan cekatan berhasil menggiring para personil menuju ruangan yang sudah disiapkan sebelumnya.

press conference dan meet and greet berjalan dengan lancar. tapi perjuangan tidak berhenti sampai di situ. masih ada agenda makan malam.

rombongan memutuskan untuk makan malam di restoran daerah cikini. keputusan dadakan ini datang dari kyle, yang mengatakan ingin makan makanan indonesia. tentu aja dengan harapan, tidak ada fans yang mengerubungi kali ini. karena keputusan ini diambil secara dadakan.

ternyata, semua itu hanya harapan belaka. saat sedang menunggu makanan datang, tiba-tiba datang dua cewek tanggung, yang minta tandatangan dan foto bareng. saking niatnya, mereka hanya satu kali foto bareng, dan langsung berjalan keluar. setelah ditilik, ternyata taksi yang mengantar mereka menunggu di luar. niat banget!

hari kedua. it's the D-day.
kegiatan hari ini diawali dengan makan siang. rombongan memutuskan untuk makan siang di hotel aja, biar tidak ada kendala berarti. maka, asuka japanese resto, yang terletak di lantai 3 jadi pilihan.
sebelum itu, saya memutuskan untuk sedikit melongok ke bawah. ke arah lobi lebih tepatnya.
tepat seperti dugaan saya! sudah ada fans yang menunggu dari pagi. kali ini, jumlahnya lebih banyak daripada kemarin. ada sekitar 30an fans yang menunggu. saya hanya bisa menggelengkan kepala, sambil melanjutkan berjalan ke dalam asuka.

selesai menuntaskan makan siang, rombongan memutuskan untuk segera berangkat menuju venue. untuk melaksanakan sound check.
saya kembali melihat itinerary. disana tertulis, bahwa rombongan tc5 tidak akan kembali ke hotel selepas sound check. mereka akan menunggu di dressing room, lalu dilanjutkan meet and greet, sebelum akhirnya naik panggung.
maka bisa ditebak. saat rombongan keluar dari lift di lobi, fans yang jumlahnya makin membludak langsung menyerbu. dengan baik hatinya, para personil tc5 meladeni semua permintaan mereka. mulai dari tandatangan, foto bareng, sampai sedikit merekam kesan dan pesan. tentunya semua hal itu mereka lakukan sambil berjalan keluar hotel, menuju mobil yang sudah siap membawa mereka ke venue.
joey hanya bisa tersenyum, sambil terus meladeni para fans. sementara kyle sedikit berkomentar pada saya tentang banyaknya fans yang mendatangi mereka pagi itu. saya hanya bisa tersenyum.

singkat cerita, sound check dan meet and greet sore itu berjalan dengan lancar. untuk urusan aksi panggung tc5, sebaiknya baca di majalah HAI #24. hahaha!

hari ketiga.
kegiatan hari ini akan dipenuhi dengan wawancara di beberapa media. deretan media cetak akan mewawancara mereka di hotel, setelahnya rombongan akan dibawa ke radio-radio untuk siaran langsung.

ada beberapa kejadian lucu di hari ini. satu, melibatkan sang vokalis, kyle. kedua, melibatkan sang drummer, joey. ketiga, melibatkan sang keyboardis, ben.

pertama, kyle.
saat pemotretan dan wawancara dengan majalah gadis, ada satu orang gadis sampul yang dilibatkan.
selepas sesi pemotretan, kyle mengaku tertarik dengan cewek itu. bahkan dia sampai menanyakan nomor ponsel cewek tersebut.
belakangan, kyle mengajak cewek tersebut untuk minum-minum di hotel, selepas makan malam. yang bikin kaget, si cewek itu tidak langsung mengiyakan ajakan vokalis ganteng tersebut! dia masih pikir-pikir, dan bakal memberi kabar pada kyle nanti malam.

perjuangan kyle mencari cewek tidak berhenti sampai di situ. selepas interview di salah satu radio, kyle kembali melakukan aksinya.
dia mengajak salah satu pegawai cewek radio tersebut, untuk minum-minum di hotel. nasib baik tampaknya memang belum berpihak pada kyle. kali ini, sang cewek langsung ngeloyor pergi, tanpa memberi jawaban atas ajakan kyle.
poor kyle....

yang kedua, joey.
drummer satu ini orangnya pengen tahu banget! sedikit-sedikit, dia menanyakan sesuatu. kalau saya sedang tertawa bersama teman dengan bahasa indonesia, dia pasti menanyakan apa yang saya tertawakan. kalau dia melihat sesuatu yang menurutnya menarik, pasti dia tanya ke saya tentang hal tersebut. huh! kepo, kalo kata teman saya.
seperti saat saya sedang menelepon dan membalas sms dari teman saya, vinny. joey langsung menanyakan siapa yang saya telepon, siapa yang saya sms.
suatu kali, saya bicara pada joey, bahwa teman saya vinny titip salam buat joey. dia malah cengengesan. dia bertanya, apakah saya dan vinny adik kakak? atau malah kembar? karena menurutnya nama saya dan vinny sangat mirip. saya bilang bukan. dia mengiyakan. tapi beberapa jam kemudian, joey malah penasaran dengan sosok vinny. dia bertanya pada saya apakah saya punya foto vinny. saya pun memberikan flash disk saya, dan membukanya di macbook pro milik joey.
didalam flash disk saya, memang ada foto vinny, saat mewawancara incubus beberapa waktu lalu. maka saya tunjukkan pada joey, bahwa itu lah vinny. joey kembali tersenyum, sambil beberapa kali meledek perihal postur vinny. ditutup dengan kata-kata,
"vinny the tiny!"

terakhir, ben.
tengah malam di lobby hotel, saya sedang merokok bersama beberapa orang teman. tidak lama kemudian, ben keluar dan seperti kebingungan. maka saya menyapanya, dan menanyakan sedang apa dia disitu. dia menjawab bahwa dia ingin menjemput seorang teman.
beberapa detik kemudian muncul lah sesosok wanita, yang belakangan sering kita lihat di televisi. ben berpamitan pada saya, dan dia bilang ingin minum-minum di lounge hotel bersama wanita tersebut. kira-kira, apa yang akan mereka lakukan selanjutnya ya?

ya, biarpun image TC5 adalah cowok-cowok ganteng yang sepertinya anak mami, ternyata ada saja cerita seru selama saya bersama mereka di jakarta.

Mei 27, 2008

indonesian superheroes

terperangah setelah nonton film iron man?
atau masih tergila-gila dengan karakter batman, atau superman?
atau malahan masih suka berkhayal punya kekuatan super kayak peter parker, a.k.a. spider-man?

gimana dengan jagoan-jagoan jepang, macam deretan karakter dari dragon ball, atau malahan pasukan voltus? apakah masih suka terkenang kehebatan mereka?

tapi, gimana dengan superhero lokal? paling banyak orang tahu ya cuma saras 008, panji manusia milenium, gundala, dan caroq.
padahal, masih banyak banget superhero lokal yang udah dibikin. periode tahun 50-70an dianggap sebagai masa keemasan komik superhero lokal.
di masa itulah keluar deretan superhero lokal, dengan berbagai cerita, dan ratusan kekuatan ajaib mereka.

penasaran? klik aja link ini:

http://www.internationalhero.co.uk/i/indonesia.htm

di situ ada banyak superhero lokal. nggak cuma sekadar gambarnya aja, ada juga penjelasan singkatnya. semacam profil lah.
dan yang makin bikin aneh, website tersebut adalah website berakhiran .co.uk, yang besar kemungkinan adalah milik warga inggris raya.

fak your demon magic!

coba deh klik link di bawah ini:

http://nindiasatiman.blogspot.com/2008/03/magic-on-me.html

baca baik-baik, terus silahkan berpendapat sesuka hati!
fyi, dia adalah anak sma. tapi saya lupa dia kelas berapa sekarang.
dia berpikiran bahwa dia adalah seorang trendsetter, atau trendforecaster.
but, hell no!
fak your demon magic! go fak yourself, you so-called trendforecaster!

Mei 25, 2008

time management

dari dulu, saya memang bermasalah dengan yang namanya waktu. mulai dari menentukan waktu, sampai pengaturan waktu.
imbasnya, saya jadi akrab dengan yang namanya telat, terlambat. image pun mulai terbentuk dengan sendirinya, si ngaret.
sebenarnya saya sudah merasakan banyak hal yang tidak enak, sebagai akibat dari kelalaian saya berurusan dengan waktu.

kampus.
kuliah saya berantakan. selain karena sifat buruk saya yang lainnya (yaitu malas), time management saya yang kacau balau sedikit banyak berpengaruh disini.
misalnya, saat saya terlalu menyepelekan masalah waktu, ujung-ujungnya saya jadi terlambat sampai di kampus. kuliah sudah dimulai.
saat itu, sebenarnya saya masih bisa masuk kelas. tapi, berkat kemalasan saya, alhasil nongkrong di kampus yang akhirnya jadi pilihan.

kantor.
dunia kerja. awalnya saya berpikir, saat saya masuk kedalam dunia kerja, sifat buruk saya sedikit banyak akan berkurang. ternyata saya salah!
berkat buruknya time management saya, pekerjaan sempat terbengkalai beberapa kali.
ditinggal pulang nara sumber? pernah!
kenapa bisa ditinggal? karena dengan suksesnya saya membuat dia menunggu di kantor selama lebih dari 4 jam!
tentu saja kerepotan lah yang saya dapat, sebagai akibatnya. soalnya saya harus mencari nara sumber pengganti, malam itu juga! dan kebetulan lagi, besok pagi jam 10 adalah deadline-nya. mampus!

baru-baru ini, hal itu kembali menimpa saya.
masih karena buruknya pengaturan waktu tentu!

dalam satu hari, saya harus melakukan beberapa kegiatan berbeda, dengan tempat yang berbeda juga.
faktor jalanan macet, tentu luput dari perhitungan saya.
maka, ada kegiatan yang berjalan dengan sukses, dan tidak terlalu sukses.

potong rambut di tempat teman? check!
mengantar orangtua? check!

sekarang tinggal bersiap menuju pernikahan teman kampus saya.

setelah bersiap-siap, tentu saya harus menjemput teman saya yang ingin bersama-sama menuju tempat pernikahan digelar. disinilah kegagalan saya terulang!

awalnya, teman saya tersebut menyarankan agar saya berangkat menuju rumahnya sekitar pukul tujuh kurang. takut macet, katanya. saya pun mengiyakan.
tapi apa yang terjadi selanjutnya?

memang dasar saya yang suka menyepelekan watu. saya baru keluar dar rumah sekitar pukul tujuh! rumahnya kan dekat, itu yang ada di pikiran saya.
ternyata, apa yang saya dapat? jalanan macet yang membuat semuanya makin berantakan!

temen saya pun mengirim sms, menanyakan saya sudah sampai dimana. balasan pun segera saya kirm. beberapa saat kemudian, teman saya malahan menelepon! mungkin dia sudah kesal dan tidak sabar terhadap keterlambatan saya.
awalnya, dia menanyakan saya ada dimana. saya pun menjawabnya. saya pikir, setelah dia mendengarkan jawaban saya, dia akan menutup teleponnya. ternyata tidak!

telepon tetap tersambung, di ujung sana dia memonitoring saya sudah sampai mana, sambil sesekali mengeluh dengan nada kesal.

"udah sampai mana sih?
"udah mau belok di bank mandiri nih."
"oh.., ok.."

10 detik kemudian.

"udah belok belum sekarang?"
"belum lah. agak macet nih."
"macet ya. ngantri emangnya? berapa mobil?"
"iya ngantri. lumayan nih. gw mobil kelima lah."
"oh..."

5 detik kemudian

"udah belok belum sekarang?"
"belum lah! aduh! tunggu sebentar ya! sabar..hehe.."

telepon pun ditutup.

Maret 12, 2008

D-Day part 2

Day 2. It’s the D-Day. This is it. This is the time. This is the moment I’ve been waiting for. Robert Smith and friends are gonna rocking my night, my mind, my heart, my brain, my feeling, all I have in me.

A NIGHT WITH THE CURE

LIVE IN SINGAPORE

TONITE!

Yap! Akhirnya sampai juga kaki ini di Singapore Indoor Stadium. Kali ini, hanya saya dan temen saya, Teguh, yang turun dari taksi. Pasalnya, saudara saya, Aji, tidak ikut dalam rangkaian “naik haji” ini. Maka, dia memutuskan untuk menunggu kami di studio miliknya di daerah Geylang.

Deg-degan? Pasti!

Ini adalah konser yang akan jadi salah satu momen terpenting dalam hidup saya. Tanpa banyak basa basi, saya dan Teguh langsung melangkahkan kaki, menuju kerumunan orang-orang.

Ternyata, ada beberapa wajah yang akrab disana.

Ada Oom Leo-nya Goodnight Electric! Ada juga Wendi a.k.a. Wenz Rawk-nya Rolling Stone. Hebat!

“Eh, lo festival kan? Kok belum ngantri? Setahu gue antriannya udah panjang lho!” ujar Oom Leo mengingatkan saya.

Waduh! Keruan saya langsung berlari menuju pintu masuk untuk mengantri. Dan benar saja, antrian sudah terlihat lumayan panjang. wah, gawat nih. Saya bisa melihat rombongan whisperdesire ada di antrian depan. Selain itu, ada juga Marsha dari Trax FM, yang berada tidak jauh dari mereka. Maka, saya memutuskan untuk langsung masuk dalam antrian. Untung, saya berada tidak jauh dari Marsha.

Singkat cerita, antrian berlangsung lancar. Cepat, tidak bertele-tele. Saya agak tertahan saat body checking. Rupanya pemeriksaan mereka sangat ketat! Kurang lebih saya menghabiskan sekitar 2 menit disini.

Buang-buang waktu! pikir saya dalam hati.

Selesai dengan urusan body checking, saya langsung berlari kedalam Singapore Indoor Stadium. Untung saja belum begitu banyak orang di depan panggung. Inisiatif, saya langsung menuju kerumunan dimana banyak wajah yang familiar. untuk menembus kedepan, diperlukan tekad ala Indonesia rupanya. Dengan muka tebal, saya menerobos kerumunan di depan panggung, dan berhasil mendapatkan spot paling nyaman. Menurut saya.

Saya berada di sebelah anak-anak whisperdesire. maka saya langsung memulai percakapan dengan mereka. Menebak-nebak lagu yang akan dibawakan oleh The Cure malam itu. Secara tidak sengaja, ternyata di sebelah kanan saya, ada Betmen dan Nasta. Pasangan ini rupanya berhasil menerobos kedepan juga! Hehehe.

Saya berada tepat di tengah, tepat di depan stand mic yang akan digunakan oleh Robert Smith nantinya. Lovely! Tempat ini pas sekali!

Tidak berapa lama kemudian, suasana makin bikin merinding. Lampu stadion dimatikan. Gelap gulita selama beberapa detik. Teriakan-teriakan histeris penonton mulai terdengar. Saya pun langsung berteriak begitu sesaat kemudian, lampu yang berderet diatas panggung, menggantikan backdrop, dinyalakan.

Sebentar lagi mereka keluar! Mereka akan naik panggung! ujar saya dalam hati.

benar saja. beberapa saat kemudian, satu persatu personil The Cure mulai naik ke atas panggung. Dan saat Robert Smith berada tepat di depan wajah saya, histeria itu tak terelakkan lagi. Saya berteriak sekencang dan sepanjang mungkin, yang saya bisa.

Naik haji dimulai!

Tanpa banyak basa basi, mereka langsung membuka set dengan Open. Ribuan penonton yang kebanyakan warga Indonesia (tebakan saya!) langsung bergoyang mengikuti irama lagu yang mengalun. Saya mulai merasakan adrenaline rush. merinding!

Malam itu, Robert Smith masih terlihat sebagai sosok yang menginspirasi, dan penuh karisma dengan rambut acak-acakan dan setelan serba hitamnya. Tidak diragukan lagi, sosok itulah yang sukses meng-influence ribuan pecinta musik di seluruh dunia.

Memang tidak terdengar instrumen keyboard dari atas panggung malam itu. Sedikit banyak itu mengurangi nilai keutuhan dari lagu mereka. Tapi, hal itu tertutupi dengan sound maksimal, dan lighting yang fantastis. Terlebih lagi, hal itu tertutupi dengan perasaan senang luar biasa yang saya alami.

Robert Smith memang kurang komunikatif dengan penonton. Hanya sesekali dia terdengar mengucapkan thank you, di sela-sela pergantian lagu. Itu malah menambah kelengkapan sosok The Cure sebagai band gelap, muram, gloomy, yang pemalu.

Lagu kedua, Fascination Street membuat penonton makin menggila. Koor massal terdengar di seantero stadion. Tapi, penonton benar-benar terbakar di lagu ketujuh, berjudul The End of the World. Saya pun makin bersemangat, dan makin lantang mengucapkan kata demi kata yang ada di lirik-lirik lagu mereka.

Highlight paruh pertama untuk saya, adalah saat mereka menyanyikan hits, Lovesong. Saat intro lagu tersebut dimainkan, badan ini rasanya bergetar hebat! Sial! Ini Lovesong! Tentu saja saya harus bernyanyi dengan sekuat tenaga! Terlihat di kiri kanan saya, anak-anak whisperdesire dan Betmen juga bernyanyi penuh semangat. Saya pun tidak ingin melewatkan sedetik pun lagu tersebut. Tanpa disangka, di tengah lagu, saya menitikkan air mata. Terharu? Teringat kenangan lama akan lagu tersebut? Entah yang mana. Yang pasti, air mata tersebut mengalir dengan jujur, hanya untuk The Cure.

Tanpa henti, mereka menggeber lagu berikutnya, Push.

Setelahnya, kembali momen yang jadi highlight untuk saya. Mereka menyanyikan Pictures of You! Gila! Ini bisa membuat saya kolaps! Tidak, saya harus tetap sadar untuk bisa menyaksikan aksi mereka detik demi detik, sampai akhir konser!

there is nothing in the world, that i ever wanted more...

than to feel you deep in my heart...

there is nothing in the world, that i ever wanted more...

than to never feel the breaking apart...

all my pictures of you...

Sial! bait demi bait lagu tersebut sukses membuat saya kembali menitikkan air mata untuk kedua kalinya! Shite! Saya tetap meloncat-loncat sambil berteriak menyanyikan lagu tersebut dengan syahdu. Namanya juga naik haji, harus sepenuh hati bukan?

Lagu ketujuh belas, menjadi sajian tersendiri. Terdengar intro lagu In Between Days dari atas panggung. Saya langsung berteriak, meloncat, dan menari mengikuti irama lagu yang ceria. Ekspresi kegembiraan ini masih berlanjut kala mereka menyambung lagu tersebut, dengan lagu selanjutnya yang melegenda. Friday I’m In Love!

Hwa! Sial! Saya jadi teringat masa lalu! tidak bisa dipungkiri bahwa lagu ini berperan juga dalam kehidupan saya. dan turut mendukung saya untuk mencintai The Cure.

Koor massal penonton kembali terjadi. Sedangkan Robert Smith tetap terlihat bernyanyi dengan penuh penjiwaan di atas panggung. Momen yang menakjubkan. Tentunya saya tidak melewatkan momen ini untuk bernyanyi sepenuh hati.

The Cure memang gila. Tanpa jeda, mereka kembali menggenjot penonton yang sudah panas, dengan melantunkan hits legendaris mereka lainnya, Just Like Heaven. Shite! This is my favourite song of all! Langsung saya menari dan bernyanyi sepenuh hati. Terlintas kenangan akan lagu ini di benak saya. Dan kembali, air mata menetes dari pelupuk mata ini.

you...soft and only...

you...lost and lonely...

you...strange as angel...dancing in the deepest ocean...

twisting in the water...

you’re just like a dream...

Para personil The Cure sempat berjalan ke belakang panggung, seakan bakal mengakhiri konser, setelah menyanyikan End. Tentu saya tidak terima! Saya langsung berteriak kalimat wajib di setiap konser, we want more. Tentunya ini saya teriakkan bersama ribuan penonton lainnya.

Tanpa basa basi, Robert Smith dan teman-teman kembali naik panggung untuk memberi encore. Tanpa disangka, mereka langsung melantunkan Let’s Go To Bed, Close To Me, dan Why Can’t I Be You. Encore yang sangat berkualitas dan memuaskan!

Selepas Why Can’t I Be You, mereka kembali menghilang dari atas panggung. Selesai? Sial! Saya kurang puas! mereka belum menyanyikan Boy’s Don’t Cry! Ternyata, mereka memberi encore tambahan. Berupa Three Imaginary Boys, Fire In Cairo, Boy’s Don’t Cry, Jumping Someone Else’s Train, Grinding Halt, 10.15 Saturday Night, dan penutup yang sempurna, Killing An Arab. Yes! Saya bisa mendengar mereka menyanyikan hits-hits lawas mereka. Saat mereka menyanyikan Boy’s don’t Cry, saya hampir menitikkan air mata untuk kesekian kalinya. Tapi saya tahan sebisa mungkin. Karena akan bertolak belakang dengan judul lagu tersebut. Total konser selama 3 setengah jam, membuat kaki saya lemas. Saat lampu stadion menyala tanda konser selesai, saya langsung terjatuh. Hampir tidak bisa berdiri. Saya ditolong oleh anak-anak whisperdesire, Marsha Trax FM, dan Betmen. Terima kasih teman! Total puluhan lagu sukses dibawakan dengan sempurna. Sayang, mereka tidak membawakan Trust, dan Doing The Unstuck.

Konser yang hebat! Dan tidak salah lagi, ini adalah salah satu momen terpenting, dan terindah dalam hidup saya.

Set List:

Set utama:

(Intro)

Open

Fascination Street

Strange Day

The Blood

A night like this

The Walk

The End of the World

Lovesong

Push

Pictures of You

Lullaby

Kyoto Song

Hot Hot Hot!

Alt.End

The Drowning Man

From the edge of the deep green sea

In Between Days

Friday I'm in Love

Just like heaven

Primary

If only tonight we could sleep

The Kiss

Shake dog Shake

Never enough

Wrong number

100 years

Shiver and shake

End

Encore pertama:

Let's go to bed

Close to me

Why Can't I be you

Encore kedua:

Three imaginary boys

Fire in Cairo

Boys don't cry

Jumping someone else's train

Grinding Halt

10.15 Saturday night

Killing an arab

Mr. Robert Smith...

I am a boy...and I was crying in front of you...

I am sorry...

thanks for all your words...your music...

thank you The Cure...

lovely...

D-Day part 1

Day 2. It’s the D-Day. This is it. This is the time. This is the moment I’ve been waiting for. Robert Smith and friends are gonna rocking my night, my mind, my heart, my brain, my feeling, all I have in me.

A NIGHT WITH THE CURE

LIVE IN SINGAPORE

TONITE!

Shit! Tiba-tiba jadi bisa bangun pagi gini. Padahal biasanya saya baru beranjak membuka mata paling cepat sekitar pukul 11 siang. Tapi khusus hari ini, rasanya hati kecil saya yang tiba-tiba membuat mata ini terbelalak di pukul 8 pagi. Hebat! Segera saya membangunkan teman saya yang tidur tepat di sebelah. Malahan, kakinya nangkring di sekitar muka saya. Biasa lah, perihal ruangan sempit, ditambah badan besar gejala obesitas.

Saya, saudara saya, dan teman saya segera bergiliran mandi. Seperti biasa. Ritual mandi ini dilakukan cukup sekenanya saja. Asal badan ini sudah terguyur, terusap sedikit sabun, maka tuntas sudah segmen yang diberi titel mandi.

Sekitar pukul 10 pagi, kami sudah melangkahkan kaki keluar dari apartemen. Soalnya, kami berniat untuk sedikit memutari pusat perbelanjaan yang ada di Singapore. Sedikit berbelanja, rasanya cukup melengkapi syarat pergi ke Singapore. Yang menurut kebanyakan orang adalah surganya belanja di Asia Tenggara.

First destination, Far East! Disitu saya ingin kembali melihat beberapa toko sneakers yang kebetulan lagi banyak stock sneakers bagus. paling nggak, itu menurut teman-teman Footurama.

“Mau ngapain dulu nih? Makan dulu? Liat sneakers? Atau mau liat kaos band dulu?”

Saudara saya membuka percakapan. Dengan pertanyaan yang agak sulit.

Hmmm, sedikit bingung sebenarnya. Saya tidak dapat menjawab secepat itu. Untung teman saya sigap dalam menjawab. Dia memutuskan untuk melihat toko sneakers terlebih dahulu. Memang dari masih di Jakarta, dia berniat untuk membeli sepasang sneakers di sini. Maka kami segera melangkahkan kaki ke Leftfoot. Salah satu toko yang cukup punya nama disini.

Oh iya. Cewek yang kemarin menikmati malam Singapore sambil ditemani bir bersama kami juga turut serta dalam perjalanan kali ini. Dia bermaksud membeli vinyl nanti di Queensway.

Great! Itu yang pertama kali muncul di benak saya ketika melihat isi toko Leftfoot dari luar. Betapa gawatnya koleksi yang mereka tawarkan. Baris pertama yang dapat saya lihat dari luar adalah berbagai pilihan untuk merek Nike. Mulai dari dunk, airmax 1, airmax 90, court force, semua mereka punya! Walah! Ini sih bisa bikin bangkrut, pikir saya. Segera saya melangkahkan kaki lebih dalam. Ternyata, di dalamnya lebih gila lagi. They have a large selection of Vans! Half cab, skate hi, old skool, even Vans x Marc Jacobs! Selain itu, mereka juga memajang merek lain seperti Adidas, tapi saya kurang tertarik dengan koleksi Adidas mereka. Semakin saya melangkahkan kaki ke dalam, semakin saya dibuat tertegun. Kali ini mereka mempertontonkan pilihan untuk merek New Balance. Hebat! Ada berbagai macam 576, dan 574. Tentunya pandangan saya juga tidak luput dari seri ST yang katanya baru saja mereka luncurkan. Teman saya bingung dalam memilih ternyata. Maka kami memutuskan untuk berputar-putar dulu, melihat pilihan yang ada di toko lain, baru diputuskan apa yang akan dibeli.

Kami naik satu lantai, tiba-tiba ada satu counter terbuka yang memajang sneakers, dengan tulisan SALE! disampingnya. Wah! Ini diskon besar tampaknya! Segera kami masuk ke dalamnya.

Ternyata memang benar. Ini adalah section diskon dari toko Leftfoot di bawah tadi. Disini, walaupun harganya lebih murah, tapi pilihan sepatunya lebih sedikit. Dan sedikit sekali yang bisa membuat mata ini terbelalak. Eh, tapi kok ada sepatu yang tampaknya akrab bagi saya. Walah! Ini adalah Adidas Adicolor W2 yang saya punya di rumah! Ujar saya dalam hati. Saya pun penasaran dengan harga yang akan mereka pasang untuk sepatu saya itu. Ternyata, harganya memang murah sekali! Sial!

Di tempat itu teman saya tidak dapat menemukan pilihan yang sreg. Kami pun melanjutkan journey hari itu. Eits! Saya baru ingat. Kenapa tidak menuju Warped? Consignment store yang juga terletak di Far East.

Pertama kali masuk, saya tidak begitu tertarik dengan lay out dari toko ini. Terlalu sederhana kayaknya. Tapi, ada pepatah don’t judge the book by It’s cover, right? Maka saya ingin melihat-lihat dulu koleksi mereka. Ternyata, kekecewaan saya berubah menjadi kekaguman tiada tara. Di bagian tengahnya, mereka menyimpan koleksi maut mereka di dalam kotak kaca. Saya menemukan Nike SB Dunk Low Futura, SB Dunk Low Heineken, SB Dunk Low Medicom, SB Dunk High Unkle, SB Dunk Low Tiffany, dan holy grail lainnya. Sial! Ini pasti mahal sekali harganya! Pikir saya dalam hati. Maka saya memutuskan untuk tidak melihat harganya. Lebih baik saya melihat-lihat koleksi mereka yang dipajang di dinding saja.

Ternyata, barang-barang yang mereka pajang di dinding juga tidak kalah hebat. Mata saya langsung tertuju pada Nike Dunk Low Jordan I Inspired. Tentunya dengan warna kebesaran merah dan hitam. Ah, tapi teman saya, Molen, salah seorang penyiar radio kenamaan ibukota, pernah memakainya saat menghadiri konser Tahiti 80 di Jakarta kemarin. Masa nanti samaan sama dia? Saya mulai melangkahkan kaki mengitari toko, melihat-lihat mulai dari Nike, Adidas, New Balance, Vans, Puma, dan lainnya. Semua barang mereka hebat! Tapi, kata teman saya yang kebetulan melihat harganya, ternyata mereka memasang harga yang lumayan tinggi. Maka kami memutuskan untuk segera melangkahkan kaki keluar. Tapi saya berniat, suatu saat saya akan membeli salah satu sneakers yang ada di toko tersebut. Karena, biar bagaimanapun di Jakarta masih sangat susah mencarinya. Paling hanya dari anak-anak Footurama.

Teman saya pun memutuskan untuk membeli Nike Dunk High Glow In The Dark, yang tadi dia lihat di Leftfoot. Maka kami segera menuju Leftfoot, dan dia segera melakukan pembayaran. Sial! Wajahnya tersenyum puas! Sementara saya, hanya bisa melihat isi dompet, dan berpikir,

“Ah! Nggak ada duit lagi! Kalo beli sekarang, nanti nggak bisa pulang ke Jakarta kan gawat!”

Ah sudahlah! Masih ada lain kali. Maka kami segera bergerak menuju toko yang menjual kaos-kaos dan merchandise band. Baru saja kami berjalan keluar dari Leftfoot, tiba-tiba dari bawah ada yang memanggil-manggil nama saya,

“Ting!”

Suara siapa ya? Rasa penasaran menuntun saya untuk melihat ke bawah. Ternyata itu adalah suara Bindra, yang diikuti oleh suara Freddy yang memanggil saya. Mereka ada disini juga ternyata! Selain mereka berdua, ada juga Michael yang punya nama panggilan Ncek. Saya pun sedikit berbasa basi saat mereka berhasil naik keatas.

“Lo pada nonton The Cure juga kan?”

Ya pastilah! Masa mereka udah sampai di sini nggak nonton The Cure? Apalagi mereka adalah beberapa personil dari band Whisper Desire yang mengaku terinspirasi oleh The Cure. Pertanyaan yang sangat bodoh bukan? Bindra pun segera menjawab,

“Iyalah. Kita nonton semua. Lo festival atau tribun?

“Gue festival Bin. Yang tribun si Teguh sama Age. Lo festival juga kan Fred? Ncek?” tanya saya.

“Iyalah!” jawab Freddy dan Ncek, kompak.

“Yuhuu! Ada temen lagi gue akhirnya! Kita ketemu di antrian nanti ya! Hahaha!”

“Pasti!”

Kami berpisah. Dengan senyum mengembang. Membayangkan kloter “naik haji” ini bakalan berkumpul di Singapore Indoor Stadium, sore nanti.