A man is a success,
if he gets up in the morning,
and gets to bed at night,
and in between...
he does what he wants to do.
Bob Dylan.

a bunch of this and that

Juli 03, 2009

jenuh

rutinitas.
bosan, jenuh, penat.

empat kata diatas bisa jadi sangat berhubungan.
entah yang mana sebab, yang mana yang jadi akibatnya.
buat saya, sebabnya adalah rutinitas, yang berakibat pada kebosanan, kejenuhan, dan kepenatan.
paling tidak, hal ini lah yang saya rasakan beberapa waktu belakangan ini.

sudah dua bulan terakhir ini, saya merasa seperti zombie dalam menjalani hari-hari saya.
tidak ada lagi semangat, tidak ada lagi passion yang membara.
yang tersisa hanya tanggung jawab, dan rasa yang tidak bisa saya deskripsikan.
passion yang tersisa hanya sedikit. sedikit sekali. seperti cahaya lampu 10 watt, yang dipakai untuk menerangi seisi rumah.

kantor dan pekerjaan, sudah pasti jadi yang pertama terkena efeknya.
pasalnya, dari sini jugalah saya mendapatkan yang namanya rutinitas tersebut.

padahal, bisa dibilang kalau pekerjaan saya sangat dinamis.
saya tidak harus berada di kantor dari jam 9 pagi, sampai jam 5 sore.
memang benar kalau saya harus berada di kantor tiap hari.
tapi itu pun tidak lantas mengharuskan saya untuk berdiam diri di kantor sepanjang hari.
justru itu yang rasanya susah saya lakukan.
ada saja pekerjaan yang membuat saya harus melangkah gontai keluar kantor.
seru, dinamis, mungkin. tapi entah kenapa, saya merasa bahwa itu lah rutinitas yang sudah saya jalani, paling tidak selama 2 tahun belakangan.

rutinitas tersebut jelas membawa dampak pada kehidupan saya.
seperti yang sudah saya tulis sebelumnya, saya merasa seperti zombie dalam menjalani rutinitas tersebut.
ya. saya senang saat mendapatkan rekaman musik terbaru dalam bentuk apa pun.
ya. saya senang saat bisa menonton sebuah film box office musim panas, seminggu, 2 minggu, bahkan sebulan sebelum orang lain bisa menontonnya.
ya. saya senang bisa menonton konser-konser musik secara gratis.
ya. saya senang bisa mendapat kesempatan untuk mengenal lebih jauh musisi-musisi hebat. baik kelas lokal, atau pun internasional.
ya. saya senang bisa menyaksikan kegiatan para musisi internasional yang sedang melawat ke jakarta.
tapi, saat semua itu sudah menjadi kegiatan yang berulang-ulang, apakah sensasinya masih sama?
saya rasa tidak.

dulu, pertama kali saya menjalani pekerjaan ini, pertama kali saya menonton konser secara gratis, saya merasa sangat senang.
saya merinding. saya tidak bisa berhenti tersenyum, dan terkagum-kagum dengan penampilan band yang ada di hadapan saya.
padahal, saya tidak begitu menyukai musik yang mereka mainkan. bukan jenis musik yang jadi teman hidup saya.
tapi itu lah sebuah konser. bisa membuat adrenalin mengalir dengan deras, dan menimbulkan sensasi yang luar biasa.

tapi apa yang saya rasakan sekarang, berbeda dengan saat itu.
saya tidak lagi merasakan adrenalin rush dengan sensasi yang luar biasa.
kecuali, saat saya menyaksikan konser musisi idola, yang lagu-lagunya sudah menjadi teman hidup saya.
lain kondisinya saat saya harus menonton konser, karena ada tanggung jawab di pundak saya.
dulu mungkin saya tetap merasakan adrenalin rush yang luar biasa.
tapi sekarang, tidak lagi.

entah apa obat yang paling mujarab untuk menghilangkan kebosanan, kejenuhan, dan kepenatan ini.
liburan? mungkin bisa.
paling tidak, saya sudah mencoba beberapa kali.
ditambah lagi, liburan terakhir saya adalah menonton konser salah satu band idola, yang digelar di negeri seberang.
apakah saya harus melakukan liburan semacam itu berulang kali? tiap kali saya merasakan kejenuhan ini?
apakah nantinya liburan semacam itu tidak akan menjadi sebuah rutinitas, kalau terus-terusan saya lakukan?
akankah saya kehilangan esensi dari liburan semacam itu nantinya?

ahhh, sudahlah.


current playlist:
- blur: parklife
- death cab for cutie: plans
- monkey to millionaire: lantai merah
- conor oberst: s/t

Tidak ada komentar: